----Awali harimu dengan senyuman, awali imajinasimu bersama blog ini !!! ----

DAFTAR ISI

Rabu, 30 April 2008

LUPA !!!

Sering kali kita tenggelam dalam kehidupan pribadi kita, bekerja keras mengejar mimpi pribadi, dan menjadi lupa dengan orang lain. Entah yang kita lupakan adalah orang-orang terdekat kita, orang yang kita sayang, masyarakat di sekitar kita, atau bahkan dalam lingkup yang lebih luas negara yang kita tinggali.
Lupa yang saya maksud di sini bukan sekedar lupa dalam pikiran, akan tetapi tindakan-tindakan yang kita lakukan tidak lagi berarti bagi orang-orang tersebut. Mungkin dalam pikiran kita ingat dengan saudara kita, ingat teman yang sedang kesulitan, ingat dengan anak jalanan di perempatan yang baru kita lalui, ingat dengan kondisi bangsa yang carut marut. Namun jika keseharian kita tidak memberi arti lebih bagi mereka, itu sama saja kita lupa.
Lalu apakah salah jika kita lupa? Tidak perlu saya jawab. Masing-masing orang punya cara pandang sendiri tentang arti hidup yang dia lalui. Saya tidak perlu dan tidak ingin menyalahkan.
Saya pribadi sedih setiap terbangun dari kelupaan saya. Sedih karena ternyata porsi kelupaan, ketidakpedulian saya lebih besar dibanding apa yang sudah saya lakukan. Sering kali banyak hal remeh temeh pribadi menjadi excuse untuk tidak berbuat lebih banyak bagi orang lain. Tidak ada waktu lah, sibuk dengan pekerjaan lah, sedang dalam perjalanan, tidak punya uang, sedang menabung untuk nikah, karena hujan deras, karena belum sarapan, sedang asyik jalan-jalan, dan sederet alasan lain yang sebetulnya remeh temeh. Remeh temeh jika dibandingkan dengan kesulitan orang-orang lain yang anda temui setiap hari di jalan, di kantor, di sekolah, di masjid, lokalisasi, rumah, kereta api, di mana saja.
Teringat kata-kata seorang teman, “Setiap orang punya masalah. Masalahnya, semua menganggap masalah mereka yang paling berat.” Dari premis tersebut saya mencoba memandang diri sendiri sebagai orang yang tak punya masalah, karena toh kesulitan orang lain sama atau lebih berat, tergantung siapa yang melihat. Ketika kita bisa memposisikan diri sebagai orang yang tidak punya masalah, atau setidaknya berhasil menganggapnya remeh temeh, maka terlihat jelas begitu banyak di luar sana yang membutuhkan sesuatu dari kita, entah itu dalam bentuk materi ataupun bukan.
Kenyataan yang terbuka itu sering menyakitkan saya. Bukan lagi karena saya lupa, tapi karena saya tak tahu apa yang harus saya lakukan. Apa yang bisa saya beri, apa yang bisa saya perbuat, apa yang bisa menjadikan saya lebih berarti bagi orang lain. Untuk orang yang kita sayang, untuk orang yang bertemu kita di mana saja, untuk bangsa (!)
Saya tidak sedang mengajak pembaca semua untuk setuju dengan apa yang saya yakini. Sebagaimana agama, arti kehidupan anda layaknya sebuah keyakinan. Saya hanya minta saran, tolong kasih komentar, apa yang bisa saya lakukan untuk berbuat lebih? Please. Satu saran saja dari setiap pembaca. (Lebih dari satu juga lebih baik ) Saya mohon saran yang praktikal, bukan suara-suara langit yang berbicara ide dan norma. Sesuatu yang bisa langsung saya (dan anda) lakukan. Atau kita bersama-sama.
Please.

tulisan ini diambil dari blog seseorang

Sabtu, 26 April 2008

::: UNTUK YANG TERKASIH :::

dimanapun , kapanpun, dalam situasi apapun

janganlah engkau lemah
lihatlah siapa dirimu
selalu yakinlah bahwa kamu bisa

sabar, tabah, tawakal
itulah yang kau perlukan

janganlah kau putus asa
tegarlah selalu

jadikanlah semua itu pelajaran bagi hidup

bahwa manusia tak pernah lepas dari masalah

sesulit apapun masalah yang kau hadapi

itu adalah ujian dari-Nya
itu cobaan

karna Dia sayang. Dia memperhatikan kita

agar kita menjadi manusia yang lebih baik
dari masa lalu dari sekarang

dekatkan diri pada-Nya, mohon petunjuk-Nya, minta perlindungan-Nya

maka
Insyaalloh kamu bisa
kamu bisa hadapi semua

yakinlah

berdoa dan berusaha adalah kunci utama

sesakit apapun yang kau hadapi
kuatkanlah dirimu

karna aku akan selalu disampingmu

karna hatiku hanya untukmu

karna tanganku akan selalu menggenggam erat tanganmu

maka
selalu yakinlah
bahwa kamu bisa!

Senin, 21 April 2008

EMANSIPASI

Lelaki Ku Budak Ku

Jaman dahulu, wanita selalu menjadi " Rencang wingking " teman di belakang ( untuk urusan keluarga, rumah tangga dan urusan tempat tidur ).

Wanita hanya punya kewajiban, tapi terkadang tak punya hak sama sekali. Wanita hanya selalu diam, walau terkadang hati menolak.
Mereka hanya bisa menangis. Tanpa bisa melakukan sesuatu yang lain.

Kini Jaman berubah, Aku kaum Hawa

Aku akan menjadikannya abdi ku
Pengikut ku , sekaligus budak ku
Aku mau dia memenuhi perintah ku
Perintah dari sang Ratu

Aku ingin kamu bersimpuh di kakiku
Memohon belas..
Menangis dan mengiba..
Mencium kaki ku

Merindukan untuk disayang
Mengharap untuk diberi kesempatan
Menanti..
Seperti yang pernah ku rasakan sebelumnya

Tenang saja
Aku tak ingin menyalahi kodrat ku sebagai wanita
Wahai lelaki ku
Wahai budak ku
Biarkan aku menatap wajahmu

Tidak kah indah menjadi Ratumu??

Banyak kaum hawa yang merasa terhina, tersakiti, terperdaya, oleh lidah kaum adam.
Bukannya sok emansipasi..tapi memang begitu realitanya.
Manis memang di lidah, belum tentu di hati.
Aku cuma tidak ingin kaum hawa ku dalam keterpurukan.
Tapi aku cuma bisa bersuara dalam hati.
Akankah semua berakhir?

Tutup mata hatimu dari kebencian, jangan selalu gelisah, hiduplah dengan kesederhanaan, pengeluaran yang terbatas, memberi yang banyak, selalu bernyanyi, selalu berdo'a, lupakan masa lalu...selalu berpikir dengan perasaan, beri perasaan hatimu dengan cinta seperti matahari yang akan terbit...semua itu merupakan lingkaran emas dari kehidupan yang pasti akan berhasil

Sssstttt......

CINTA BERTAHAN

hidup yang sedang berjalan

terasa ringan berjalan karenamu di sisiku, di sampingku

cinta yang kian tertanam

terasa berat bertahan karena kau menguatkan, menyucikan

kau dan aku bersenyawa

mengarungi hidup

cintaku ini akan bertahan

tak akan habis menembus jaman kau buat mega menjadi warna satukan hati dan percaya

cintaku ini akan bertahan

semakin hari semakin dalam engkau dan aku bisa jadikan mimpi jadi kenyataan

hidup yang sedang berjalan

terasa ringan berjalan karena kau menguatkan, menyucikan

kau dan aku bersenyawa

mengarungi hidup

finderonly


Copy this code to your website